Legong: Dance of the Virgins (1935)

Seorang gadis Bali bernama Putu, telah terpilih sebagai salah satu penari legong desanya. Putu tertarik dan jatuh cinta kepada Nyong seorang pemuda penabuh gamelan. Akan tetapi, Nyong tertarik kepada Saplak, adik Putu. Pembuatan film ini sepenuhnya berlokasi di Desa Ubud Bali, Indonesia, antara bulan Mei dan Agustus 1933, dengan menggunakan pemain asli penduduk setempat. Budaya Bali yang eksotis seperti upacara agama, tarian, pembakaran mayat ngaben hingga wanita Bali yang bertelanjang dada, memiliki daya tarik bagi Constance Bennett untuk membuat sebuah film.
Back to Top